Singapura meluncurkan pertama dari delapan yang direncanakan Littoral Mission Vessels (LMV) untuk Angkatan Laut Republik Singapura (RSN). Kapal kelas Independence diluncurkan pada tanggal 3 Juli di galangan kapal ST Marine di Benoi dalam sebuah upacara dipimpin oleh Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen.
Kementerian Pertahanan Singapura menandatangani kontrak untuk pengadaan LMV pada Januari 2013, untuk menggantikan 11 kapal
patroli kelas Fearless RSN yang telah dalam pelayanan sejak pertengahan
1990-an. LMV telah dirancang bersama oleh Saab
AB Kockums dan ST
Marine, dan sedang dibangun di Singapura oleh ST Marine
Kelas Independence dilengkapi dengan satu meriam utama Oto Melara 76
mm, dua senjata jarak jauh Oto Melara Hitrole 12,7 mm, dan sistem
senjata burita Typhoon Rafael 25 mm. Perlindungan terhadap pesawat musuh
dan rudal disediakan oleh sistem rudal anti udara VL Mica MBDA yang
menggunakan 12-cell vertical launching system (VLS)
Kapal seberat 1.250 ton ini memiliki panjang 80 m dan lebar 12 m. Ia memiliki kecepatan tertinggi lebih dari 27 kt dengan daya tempuh 3.500 mil dan daya tahan 14 hari.
LMV ini dapat membawa sebuah helikopter di dek penerbangannya. Juga dilengkapi dengan launch-and-recovery system, yang dapat menampung dua kapal atau kapal permukaan tanpa awak (USV) Protector.
Selain itu juga dipasang sistem pemantauan jarak jauh yang memungkinkan untuk pelaporan data servis real-time. Untuk memaksimalkan fleksibilitas, LMV telah dikonfigurasi untuk menyebarkan berbagai paket misi seperti modul medis untuk mendukung bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana. Platform ini juga dapat menggunakan sistem tanpa awak untuk pengawasan dan penanggulangan ranjau.
Setelah peluncuran, Independence akan menjalani periode instalasi sistem tempur, dan kemudian akan mulai uji coba laut. Kapal dijadwalkan untuk dikrimkan pada tahun 2016 dan diharapkan akan beroperasi penuh pada 2017. Total LMV yang berjumlah delapan diharapkan untuk mencapai kemampuan operasional penuh pada tahun 2020.
Kapal seberat 1.250 ton ini memiliki panjang 80 m dan lebar 12 m. Ia memiliki kecepatan tertinggi lebih dari 27 kt dengan daya tempuh 3.500 mil dan daya tahan 14 hari.
LMV ini dapat membawa sebuah helikopter di dek penerbangannya. Juga dilengkapi dengan launch-and-recovery system, yang dapat menampung dua kapal atau kapal permukaan tanpa awak (USV) Protector.
Selain itu juga dipasang sistem pemantauan jarak jauh yang memungkinkan untuk pelaporan data servis real-time. Untuk memaksimalkan fleksibilitas, LMV telah dikonfigurasi untuk menyebarkan berbagai paket misi seperti modul medis untuk mendukung bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana. Platform ini juga dapat menggunakan sistem tanpa awak untuk pengawasan dan penanggulangan ranjau.
Setelah peluncuran, Independence akan menjalani periode instalasi sistem tempur, dan kemudian akan mulai uji coba laut. Kapal dijadwalkan untuk dikrimkan pada tahun 2016 dan diharapkan akan beroperasi penuh pada 2017. Total LMV yang berjumlah delapan diharapkan untuk mencapai kemampuan operasional penuh pada tahun 2020.
kapan indonesia bisa bikin kapal
ReplyDelete