Angkatan Udara India secara resmi meminta kepada Departemen Pertahanan
untuk memberikan 80 jet tempur Rafale untuk menutupi krisis kekuatan
udara mereka.
Ini adalah pertama kalinya IAF menyampaikan angka minimum kebutuhan sejak pemerintah, pada bulan April lalu, mengumumkan keputusan untuk hanya membeli 36 jet tempur Rafale dari Prancis.
Awalnya, IAF telah memproyeksikan kebutuhan sebanyak 126 jet tempur. Namun turbulensi terjadi dalam pembicaraan hingga menemui jalan buntu dan akhirnya Departemen Pertahanan memutuskan untuk hanya membeli 36 pesawat dalam bentuk jadi.
The Tribue, pada tanggal 2 Juni
2015, pertama kali melaporkan bahwa Angkatan Udara India sebenarnya
gelisah dengan keputusan pemerintah itu. Sumber di Angkatan Udara
mengatakan mereka telah menyampaikan kebutuhan untuk lima skuadron
dengan masing-masing skuadron berjumlah 16 jet, lebih sedikit dari
jumlah normal yakni 18 pesawat. Ini berarti kebutuhan minimal mereka
adalah 80 jet Rafale dari atau pesawat sejenis. “Keputusan ini harus
diambil oleh pemerintah,” kata seorang pejabat senior.Ini adalah pertama kalinya IAF menyampaikan angka minimum kebutuhan sejak pemerintah, pada bulan April lalu, mengumumkan keputusan untuk hanya membeli 36 jet tempur Rafale dari Prancis.
Awalnya, IAF telah memproyeksikan kebutuhan sebanyak 126 jet tempur. Namun turbulensi terjadi dalam pembicaraan hingga menemui jalan buntu dan akhirnya Departemen Pertahanan memutuskan untuk hanya membeli 36 pesawat dalam bentuk jadi.
Sumber mengatakan IAF hanya dengan 36 jet tidak akan memenuhi kekurangan karena saat ini sedang dalam jalur pensiun bagi armada MiG-21 dan MiG-27 jet pada tahun 2022. Ada sekitar 260 MiG-21 dan MiG-27 usang yang akan memasuki pensiun di armada.
Sampai sekarang, IAF memiliki 35 skuadron tempur dengan masing-masing memiliki 16-18 pesawat. Kebutuhan ideal mereka adalah 42 skuadron untuk memberikan kekuatan sebanding dengan China dan Pakistan.
Mantap bos informasinya
ReplyDelete